Ketergantungankepada orang lain memang dapat dikatakan sebagai tindakan benar, sebab dalam hidup memang diperlukan sebuah ketergantungan, namun dalam sisi dan situasi yang memang mengharuskan hal itu, seperti hubungan rumah tangga, setidaknya akan muncul sebuah ketergantungan agar rumah tangga baik- baik saja. Itu secara sederhananya. 1 Kedewasaan Penuh adalah saat kita berhenti berusaha mengubah orang lain, dan fokus untuk mengubah diri kita sendiri terlebih dahulu. 2) Kedewasaan Penuh adalah ketika kita dapat menerima semua orang, seperti apa adanya, tanpa membeda bedakannya. 3) Kedewasaan Penuh adalah ketika kita memahami bahwa kebenaran yang diyakini orang lain itu suatuproses membawa orang ke dalam hubungan yang dipulihkan dengan Allah dan membina mereka menuju kedewasaan penuh di dalam Kritus melalui rencana pertumbuhan yang intensional, sehingga mereka juga mampu melipatgandakan keseluruhan proses ini kepada orang lain" (Chan, 2014). Dari definisi di atas dapat G Kedewasaan Penuh dalam Hubungan dengan Orang Lain . Pada bait ketujuh puisi Kliping di atas, ia mengatakan demikian: Jika kau dapat berbicara kepada rakyat jelata dan mempertahankan kebajikanmu, Atau berjalan dengan raja-raja - tanpa kehilangan hubungan dengan rakyat biasa; Vay Nhanh Fast Money. 24 Kelas X SMASMK Hidup kita tidak boleh dijadikan dangkal dengan sekadar memenuhi kebutuhan materi dan mencari kekayaan semata-mata, atau malah mengikuti nilai-nilai yang dipromosikan oleh banyak orang di dunia ini. Bacaan dari Surat Kolose mengingatkan, … supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah… Kol. 19-10 G. Kedewasaan Penuh dalam Hubungan dengan Orang Lain Pada bait ketujuh puisi Kliping di atas, ia mengatakan demikian Jika kau dapat berbicara kepada rakyat jelata dan mempertahankan kebajikanmu, Atau berjalan dengan raja-raja – tanpa kehilangan hubungan dengan rakyat biasa; Jika tiada musuh atau teman tercinta dapat melukaimu; Jika semua orang menghargaimu, tapi tak berlebihan; Kipling mengatakan, orang yang dewasa adalah orang yang bisa berbicara kepada rakyat kecil, namun tetap mempertahankan kebajikannya. Kalaupun ia bisa berjalan dengan raja-raja, hal itu tidak menjadikannya sombong dan berkepala besar. Rasanya tidak banyak orang yang bisa bertindak seperti ini. Di dunia kita bisa melihat hanya segelintir orang yang mampu bersikap seperti ini dengan tulus. Dalam sebuah perjalanan kampanyenya, ketika merasa lapar, Presiden Obama tidak segan-segan berhenti di sebuah restoran hamburger – makanan siap saji yang dianggap sebagai makanan murah. “OMG President Obama eats at South Miami burger joint,” Miami Herald, 20 September 2012. Ia tidak segan-segan makan di tempat murahan seperti itu. Orang yang dewasa dan matang kepribadian dan pemikirannya, pasti tidak akan canggung- canggung melakukan hal-hal yang di mata orang lain mungkin dianggap akan merendahkan derajat dan kedudukannya. Ia akan mampu memperlakukan setiap orang dengan cara yang sama. Ia tidak kikuk bergaul dengan orang- orang kecil – termasuk mereka yang disingkirkan dan dilupakan masyarakat umum – atau pun berhadapan dengan orang-orang yang berjabatan tinggi. Diunduh dari http 25 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Di masa hidup-Nya di dunia, Yesus pun pernah melakukan hal seperti itu, makan di tempat-tempat yang sederhana. Ia pernah diundang oleh Simon, seorang Farisi yang kaya, untuk makan di rumahnya. Luk. 736-50 Namun di pihak lain, Ia pun tidak segan-segan duduk dan makan di antara para pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Mrk. 213-16 Dengan kata lain, Tuhan Yesus tidak membeda-bedakan orang. Bahkan sebaliknya, Ia berusaha mendekatkan diri dengan orang-orang yang disingkirkan oleh masyarakat, supaya dengan demikian mereka bisa diterima lagi oleh masyarakat, dan dengan demikian dapat diharapkan bahwa mereka bisa hidup seperti banyak orang lainnya. Inilah yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam Surat Kolose di atas tentang pertumbuhan pribadi seorang Kristen, “…tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.” Kol. 415 Dengan berpegang kepada kebenaran di dalam kasih, kita bertumbuh ke arah Kristus. Dan kalau Kristus sendiri bersikap terbuka kepada siapapun, maka kita pun terpanggil untuk bersikap terbuka kepada orang lain. Janganlah kita menjauhkan diri dari orang lain hanya karena mereka berbeda latar belakang suku, agama, kelas sosial, warna kulit, dll. Kedewasaan penuh yang kita lihat di dalam diri Yesus adalah kehidupan yang berfokus pada kepentingan orang lain, demi kemuliaan Allah. Itulah yang digambarkan oleh Rasul Paulus dalam Filipi 23-4, “Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” Apakah ini berarti orang Kristen tidak boleh memperhatikan kepentingannya sendiri? Sudah tentu tidak. Paulus ingin menekankan agar kita tidak hanya memperhatikan kepentingan diri sendiri, tetapi juga memikirkan kepentingan orang lain. H. Rencana Hidup Saya - Menjalani hubungan butuh kedewasaan, dan usia bukan patokan untuk menilai kedewasaan seseorang. Menjadi dewasa adalah sebuah kerja keras. Untuk menjadi dewasa dalam menjalani hubungan, setidaknya ada 8 hal yang perlu diperhatikan, dipelajari, dan dilakukan. Seperti dilansir Boldsky, Senin 7/10/2019, berikut 8 cara menjalani hubungan yang dewasa. 1. Tidak egoisJika Anda ingin hubungan bertahan lama, Anda harus membuang keegoisan. Ketika berada dalam suatu hubungan, Anda harus memikirkan pilihan pasangan. Ini akan memvalidasi fakta bahwa Anda benar-benar peduli pada pasangan dan berkomitmen pada itu. Selain itu, dengan cara ini, Anda akan menghindari pertengkaran yang buruk yang mungkin sering menyebabkan percekcokan. 2. Saling percaya dan menghargai Jumlah kepercayaan dan rasa hormat yang Anda miliki untuk pasangan mencerminkan tingkat kedewasaan yang Anda miliki dalam hubungan. Terkadang, ketika ada kesalahpahaman antara Anda dan pasangan, Anda harus memercayai pasangan. Bahkan, jika Anda kesal dengan perilaku pasangan atau tidak menyetujuinya, Anda harus mendukung pasangan ketika Anda berdua berada di depan umum atau menghadiri suatu acara. Alih-alih marah, Anda bisa menyuarakan pendapat Anda dan menyelesaikan masalah dengan matang. Baca Juga Momen Sepasang Kekasih Berpelukan Terseret Arus Banjir Bandang Sembahe 3. Jangan berharap dari pasanganTidak ada manusia yang sempurna, dan oleh karena itu, sangat kekanak-kanakkan mengharapkan itu dari pasangan. Mengomel tentang kekurangan pasangan mungkin membuat hubungan menjadi lebih buruk. Hidup tidak hitam dan putih, begitu pula dengan hubungan. Selalu ada area abu-abu. Singkatnya, Anda harus selalu menerima kekurangan pasangan dan tidak menghakimi dia berdasarkan kelemahannya. Tetapi, jika Anda marah dan mengucapkan kata-kata negatif, hubungan Anda mungkin akan menderita. Anda harus memuji ketidaksempurnaannya. Dengan cara ini, kedewasaan Anda akan tercermin. 4. Bersabar dan toleransi Suatu hubungan ada up and down. Jika Anda rentan, hal lain mungkin menjadi lebih buruk. Selama perkelahian juga, Anda harus tetap tenang. Bahkan jika Anda tahu pasangan salah, alih-alih berteriak, sebaiknya bersabar. Setelah pasangan dalam suasana hati tenang, Anda dapat menjelaskan kepadanya. Kedewasaan adalah ketika Anda tetap tenang dan sabar bahkan selama masa-masa sulit. 5. Prioritaskan kebutuhan pasanganAnda harus memahami kebutuhan satu sama lain dan kemudian hubungan Anda akan menjadi indah secara otomatis. Ini tidak hanya akan menunjukkan tingkat kedewasaan, tetapi menunjukkan bahwa Anda peduli dengan kebahagiaan pasangan. 6. Memahami perspektifnyaTerkadang, mungkin Anda tidak dapat memahami perspektif pasangan atau sebaliknya. Oleh karena itu, sebagian besar waktu, pasangan membuang ide pasangannya, percaya bahwa orang lain itu salah. Kedewasaan adalah ketika Anda mempertimbangkan pilihan pasangan juga, sebelum mengambil keputusan. 7. Menerima kesalahanMenerima kesalahan dan meminta maaf adalah cara lain untuk menunjukkan kedewasaan terlepas dari kenyataan bahwa Anda tidak bersalah. Anda harus memahami bahwa hubungan Anda jauh lebih penting dan bukan situasi khusus itu. Tetapi, juga perlu membuat pasangan Anda memahami kesalahan mereka sedemikian rupa sehingga mereka tidak merasa terhina atau tersinggung. Baca Juga Pasangan Kekasih yang Buang Bayi di Lampung Timur Dibebaskan, Ini Alasan Polisi Jika pasangan Anda melakukan kesalahan, Anda perlu membantu pasangan menyadari kesalahannya tetapi dengan cara yang tenang. Anda dapat mengatakan, 'Saya pikir kamu lupa mengunci pintu saat pergi tadi pagi. Aku tahu kamu tidak akan mengulanginya.' Apalagi, jika pasangan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan olehnya, Anda harus memaafkan. Sebab dendam tidak sehat untuk hubungan apa pun. 27 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti G. Kedewasaan Penuh dalam Hubungan dengan Orang Lain Pada bait ketujuh puisi Kipling, ia mengatakan demikian Jika kau dapat berbicara kepada rakyat jelata dan mempertahankan kebajikanmu, Atau berjalan dengan raja-raja – tanpa kehilangan hubungan dengan rakyat biasa; Jika tiada musuh atau teman tercinta dapat melukaimu; Jika semua orang menghargaimu, tapi tak berlebihan; Kipling mengatakan, orang yang dewasa adalah orang yang bisa berbicara kepada rakyat kecil, namun tetap mempertahankan kebajikannya. Kalaupun ia bisa berjalan dengan raja-raja, hal itu tidak menjadikannya sombong dan berkepala besar. Rasanya tidak banyak orang yang bisa bertindak seperti ini. Di dunia kita bisa melihat hanya segelintir orang yang mampu bersikap seperti ini dengan tulus. Dalam sebuah perjalanan kampanyenya, ketika merasa lapar, Presiden Obama tidak segan-segan berhenti di sebuah restoran hamburger – makanan siap saji yang dianggap sebagai makanan murah “OMG President Obama eats at South Miami burger joint,” Miami Herald, 20 September 2012. Ia tidak segan-segan makan di tempat murahan seperti itu. Orang yang dewasa dan matang kepribadian dan pemikirannya, pasti tidak akan canggung melakukan hal-hal yang di mata orang lain mungkin dianggap akan merendahkan derajat dan kedudukannya. Ia akan mampu memperlakukan setiap orang dengan cara yang sama. Ia tidak kikuk bergaul dengan orang-orang kecil – termasuk mereka yang disingkirkan dan dilupakan masyarakat umum – atau pun berhadapan dengan orang-orang yang berjabatan tinggi. Di masa hidup-Nya di dunia, Yesus pun pernah melakukan hal seperti itu, makan di tempat-tempat yang sederhana. Ia pernah diundang oleh Simon, seorang Farisi yang kaya, untuk makan di rumahnya. Lukas 736-50 Namun di pihak lain, Ia pun tidak segan-segan duduk dan makan di antara para pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Markus 213-16 Dengan kata lain, Tuhan Yesus tidak membeda-bedakan orang. Bahkan sebaliknya, Ia berusaha mendekatkan diri dengan orang-orang yang disingkirkan oleh masyarakat, supaya mereka bisa diterima lagi oleh masyarakat, dan dapat hidup seperti banyak orang lainnya. 28 Kelas X SMASMK Inilah yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam Surat Kolose tersebut tentang pertumbuhan pribadi seorang Kristen, “…tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala Kolose 415 Dengan berpegang kepada kebenaran di dalam kasih, kita bertumbuh ke arah Kristus. Kalau Kristus sendiri bersikap terbuka kepada siapapun, maka kita pun terpanggil untuk bersikap terbuka kepada orang lain. Janganlah kita menjauhkan diri dari orang lain hanya karena mereka berbeda latar belakang suku, agama, kelas sosial, warna kulit, dan lain-lain. Kedewasaan penuh yang kita lihat di dalam diri Yesus adalah kehidupan yang berfokus pada kepentingan orang lain, demi kemuliaan Allah. Itulah yang digambarkan oleh Rasul Paulus dalam Filipi 23-4, “Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” Apakah ini berarti orang Kristen tidak boleh memperhatikan kepentingannya sendiri? Sudah tentu tidak. Paulus ingin menekankan agar kita tidak hanya memperhatikan kepentingan diri sendiri, tetapi juga memikirkan kepentingan orang lain. H. Rencana Hidup Saya Lagi Rame! Pentingnya Izin Perpanjangan Izin Pemakaman Aturan dan Mahalnya Biaya Pemakaman di Jerman Denver Nuggets Juara NBA 2023! Study Tour, Bagian Kurikulum? Study Tour, antara Manfaat dan Kendala Wisata yang Cocok untuk Study Tour Ibnul Fadani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Pembaca Atlet Menulis adalah cara terbaik untuk berbicara tanpa diganggu. Selanjutnya Tutup Pendidikan Pilihan 25 Februari 2023 1041 Diperbarui 26 Februari 2023 1050 129 Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Apakah Anda pernah merasa sulit untuk menghadapi situasi sulit atau mengatasi emosi negatif? Apakah Anda sering terjebak dalam siklus konflik atau kesulitan dalam mempertahankan hubungan yang sehat dengan orang-orang di sekitar Anda? Kedewasaan emosional dapat menjadi kunci untuk mengatasi tantangan ini dan mencapai kebahagiaan yang lebih besar dalam Anda telah mencapai kedewasaan emosional, Anda mampu mengelola emosi Anda dengan lebih baik, berkomunikasi dengan lebih efektif, dan menjaga hubungan yang sehat dengan orang lain. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa ciri-ciri seseorang yang telah mencapai kedewasaan emosional dan bagaimana kita dapat mengembangkan kualitas ini dalam diri kita sendiri. Siap untuk menemukan potensi diri Anda yang lebih dalam? Mari kita mulai. Ketika seseorang telah dewasa secara emosional, ia akan menunjukkan tanda-tanda yang jelas dari kebijaksanaan dan kematangan yang tidak terlihat pada orang yang masih dalam tahap perkembangan emosional. Ada beberapa ciri-ciri yang menunjukkan bahwa seseorang telah mencapai kedewasaan emosional, dan di bawah ini adalah beberapa diantaranyaAnda memiliki kontrol diri yang lebih baik Salah satu ciri yang paling jelas dari kedewasaan emosional adalah kemampuan untuk mengontrol diri Anda sendiri. Anda akan belajar untuk tidak terlalu terbawa emosi ketika menghadapi situasi sulit atau menantang, dan mampu mengatasi tekanan dan stres dengan lebih dapat memahami dan mengekspresikan emosi dengan baik Selain memiliki kontrol diri yang lebih baik, Anda juga mampu memahami dan mengekspresikan emosi Anda dengan baik. Anda dapat mengenali dan mengatasi emosi Anda, serta berbicara dengan jujur tentang perasaan Anda dengan orang dapat menerima kritik dengan baik Ketika Anda telah dewasa secara emosional, Anda mampu menerima kritik dengan baik tanpa merasa tersinggung atau defensif. Anda menganggap kritik sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang, dan tidak mengambilnya secara lebih sabar dan penuh pengertian Anda mampu menjadi lebih sabar dan penuh pengertian terhadap orang lain, terutama ketika mereka mengalami kesulitan atau mengalami situasi yang sulit. Anda belajar untuk mendengarkan dan memahami sudut pandang orang lain, dan mampu merespons dengan cara yang penuh kasih sayang dan memiliki harga diri yang sehat Ketika Anda telah mencapai kedewasaan emosional, Anda memiliki harga diri yang sehat dan percaya pada diri sendiri. Anda tidak terlalu membandingkan diri Anda dengan orang lain atau merasa inferior ketika Anda berada di sekitar mereka. Sebaliknya, Anda memiliki rasa percaya diri yang sehat dan mampu menghargai diri dapat membuat keputusan yang tepat Anda mampu membuat keputusan yang tepat dan bijaksana, berdasarkan pada pemikiran yang rasional dan tidak terlalu dipengaruhi oleh emosi. Anda belajar untuk melihat konsekuensi jangka panjang dari setiap keputusan yang Anda buat, dan mampu mengambil risiko ketika terbuka terhadap perubahan Ketika Anda dewasa secara emosional, Anda menjadi lebih terbuka terhadap perubahan dan siap untuk beradaptasi dengan situasi baru. Anda tidak takut untuk mengambil risiko atau mencoba hal-hal baru, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah. Itulah beberapa ciri-ciri dari seseorang yang telah mencapai kedewasaan emosional, yang dapat dikenali dari cara ia bertutur dengan bahasa yang baik. Selain ciri-ciri tersebut, terdapat juga beberapa tanda lainnya, di antaranyaAnda mampu memaafkan Sebagai manusia, kita seringkali disakiti oleh orang lain. Ketika Anda telah dewasa secara emosional, Anda mampu memaafkan orang lain yang telah membuat kesalahan atau menyakiti Anda. Anda belajar untuk memahami bahwa setiap orang memiliki kelemahan dan kekurangan, dan mampu melepaskan dendam atau ketidaksukaan Anda terhadap orang mampu menjaga hubungan yang sehat Kedewasaan emosional juga dapat dilihat dari kemampuan Anda untuk menjaga hubungan yang sehat dengan orang-orang di sekitar Anda. Anda mampu menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang kepada orang lain, dan belajar untuk mengatasi konflik dengan cara yang sehat dan memiliki rasa humor yang baik Terakhir, seseorang yang telah dewasa secara emosional juga memiliki rasa humor yang baik. Anda mampu melihat sisi lucu dari situasi atau diri Anda sendiri, dan belajar untuk tidak terlalu serius dalam menghadapi masalah atau ada banyak ciri-ciri yang menunjukkan bahwa seseorang telah mencapai kedewasaan emosional, tidak semua orang akan menunjukkan tanda-tanda ini dalam waktu yang sama atau dalam tingkat yang sama. Namun, dengan mengembangkan kesabaran, kerendahan hati, dan kemauan untuk belajar, kita semua dapat mencapai tingkat kedewasaan emosional yang lebih tinggi. Dan ketika kita berbicara dengan bahasa informal yang santai dan mengalir, kita mungkin dapat memperlihatkan sisi kemanusiaan kita yang lebih hangat dan pustakaBerikut adalah beberapa referensi yang dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam penulisan artikel tentang ciri-ciri seseorang yang telah dewasa secara emosionalGoleman, D. 1995. Emotional intelligence. New York Bantam M. A., Rivers, S. E., & Salovey, P. 2011. Emotional intelligence Implications for personal, social, academic, and workplace success. Social and Personality Psychology Compass, 51, R. C., Price, R. H., & Wortman, C. B. 1985. Social factors in psychopathology Stress, social support, and coping processes. Annual Review of Psychology, 36, J. D., Salovey, P., & Caruso, D. R. 2008. Emotional intelligence New ability or eclectic traits? American Psychologist, 636, J., Smith, M., & Shubin, J. 2018. The role of emotional intelligence in communication. Retrieved from M. A., & Katulak, N. A. 2006. Emotional intelligence in the classroom Skill-based training for teachers and students. In J. Ciarrochi, J. P. Forgas, & J. D. Mayer Eds., Emotional intelligence in everyday life A scientific inquiry pp. 265-284. New York Psychology B. R., & Gignac, G. E. 2009. A multinational validation of the Emotional Intelligence Scale. International Journal of Selection and Assessment, 172, 143-151. Lihat Pendidikan Selengkapnya

kedewasaan penuh dalam hubungan dengan orang lain